Cerita Dari Puncak Merbabu (Part II)

Lanjutan cerita pendakian Gunung Merbabu tanggal 21 September 2012 kemaren..

Setelah malemnya istirahat, paginya siap-siap menjejakkan kaki di puncak Gunung Merbabu, Kentheng Songo :)
 
Menikmati mentari pagi dari pos II

pemandangan bukit sabana dari jalur setan

Akhirnya sampe puncak juga ^^

Papan penanda puncak Kentheng Songo, Gunung Merbabu

perjalanan turun dari puncak

Tim Salam Manis TI UGM 2009
Siap-siap untuk turun, kembali ke kosan masing-masing :p


cukup sekian post hari ini.. Gara-gara naik Gunung Merbabu ini, saya jadi ketagihan naik gunung. Bahkan kalo ada yang ngajak & pas saya bisa, pasti langsung saya iya-kan :D
Banyak cara mengagumi indahnya alam Indonesia ini..
Tetap semangat, jaga indahnya alam ini..
Salam Lestari guys ^^

Cerita Dari Puncak Merbabu (Part I)

Jumat tanggal 21 September 2012 kemarin beda sama jumat di minggu-minggu sebelumnya. Dari pagi gw udah hectic nyiapin barang-barang yang mau dibawa nanti sore muncak ke Gunung Merbabu. Setelah sebelumnya coba konsultasi & tanya sana-sini (lebih tepatnya sih nanya Fellix doang :p), akhirnya perlengkapan yang mau dibawa siap sudaaah..
Sebagaimana perlengkapan standar yang dibawa buat naik gunung & stay selama satu malam, gw bawa sleeping bag, matras, jaket, obat-obatan, baju ganti, senter, alat makan, makanan instan, kopi, air mineral, dan lain sebagainya. Buat gw yang nggak biasa bawa carrier sebelumnya, bawaan sebanyak itu udah bikin pinggang gw teriak-teriak minta pensiun dini.
Sekitar jam 14.00 gw dijemput sama Dodok *baca: temen kampus, bukan tukang ojek* dan di drop di rumah kontrakannya Anhari *baca: temen kampus juga, bukan pemilik kos-kosan*. Kirain udah pada siap, nggak taunya masih belum pada dateng dan masih ada yang masih kuliah juga. Hadeuuuh, curigation muncak malem nih. Setelah ditunggu sampai jam 16.00 akhirnya kita bersepuluh orang berangkat menuju Gunung Merbabu naik motor. FYI, dari 10 orang yang muncak saat itu, dua diantaranya cewek. Ya, gw sama Muti. Sebenernya Muti sih yang awalnya ngajak naik gunung. Doi ngajak gw sama Edgi juga. Tapi sayangnya Edgi belum bisa ikut karena terhalang urusan birokrasi dengan orangtuanya *sailaah*
Sampe di Wekas sekitar jam 8 malem. Abis lenyeh-lenyeh di tempat penitipan motor, kita bersepuluh berangkat untuk mencapai pos II. Tapi sebelumnya kita sempetin sholat maghrib & isya', berhubung tadi dijalan ga sempet berenti buat sholat.
Perjalanan mendaki dimulai dengan melalui jalanan setapak yang melewati pemukiman & kebun sayur milik warga sekitar. Sayangnya kita mendaki malam hari, jadi kita nggak bisa lihat pemandangan sekitar, yang ada cuma gelap. Berbekal senter di tangan, perjalanan mulai masuk ke area hutan di lereng gunung Merbabu. Sebagaimana pendaki gunung pemula, sudah bisa diprediksi. Gw yang baru melangkah 3 langkah aja langsung kehabisan napas. Paru-paru gw belum beradaptasi dengan keadaan seperti ini. Kalo pun pernah, napas ngos-ngosan gini pernah gw rasain pas naik sepeda ngejar lampu merah di perempatan MM. Beban carrier yang gw bawa juga ikut memperparah keadaan. Pelan-pelan gw atur ritme langkah & pernapasan. Akhirnya ketemu juga, setiap 5 langkah, gw akan istirahat setidaknya 30 detik abis itu lanjut jalan lagi. Mendekati akhir perjalanan, gw menyerah juga. Carrier yang gw bawa gw tuker sama ransel yang dibawa Fredi. Dengan berkurangnya beban, ketahanan tubuh gw juga bertambah.
Sampe pos II anak-anak cowok langsung diriin tenda. Yang cewek bantu sebisanya aja XDD
Akibat perjalanan yang menurut gw panjang itu, rasa ngantuk langsung melanda. Tapi setelah istirahat, rasa capek & ngos-ngosan langsung ganti sama rasa dingin menusuk tulang di Gunung Merbabu. Bahkan jaket, celana polar, dan kaos kaki yang gw pake pun nggak bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasa dingin itu. Yaudah deh, pasrah, ampe jam 3 pagi nggak bisa tidur. Badan bawaannya menggigil terus setiap udah mau nyenyak tidur. Ditambah di luar ada Pratix & Dodok yang asik ngobrol ngomongin kegalauan masing-masing. Geezzz..

to be continued..

It had cought my attention from the 1st time..


Di bawah pohon ini mereka bermain..
Di bawah pohon ini dapat kita lihat,

senyuman yang selalu menghiasi wajah mereka..


Dari awal sampai di Warmare dan berkunjung ke area sekolah satu atap Meniy, gw sangat tertarik sama keberadaan pohon ketapang yang punya nama latin Terminalia cattapa ini. Sebenarnya di Jawa juga jumlah pohon ketapang nggak kalah banyak. Hanya saja pohon ketapang satu ini punya cerita tersendiri buat gw.

Pertama kali berkunjung ke SD-SMP satu atap Meniy ini, dari jauh langsung terlihat betapa gagahnya pohon ketapang ini berdiri. Dibawahnya banyak anak-anak kecil bermain sambil berteduh dari teriknya sinar matahari. Terdapat pula susunan meja dan kursi yang gw tau tempat seharusnya tuh di dalam kelas. Langsung timbul pertanyaan pada saat itu, anak-anak ini belajar di bawah pohon? Are you serious? hontou desu ka? Namun ternyata setelah didekati dan sempat bertanya kepada anak-anak yang ada disana, meja dan kursi tersebut sedianya sedang dalam proses pengecatan ulang. Huwaa.. Baru dateng udah kecele kayak gini, gimana nanti pas ngajar? pikir gw dalem hati.

to be continued...
*penulis pu otak su tumpul ee~ :p