DIAFRAGMA - First Day

Yokatta.. Akhirnya acara DIAFRAGMA hari pertama berjalan dengan lancar dan tanpa adanya hambatan yang berarti. Walaupun kekurangan tetap ada dan terjadi pada kepanitiaan acara ini. Dimulai dengan panitia yang diharuskan datang pukul 06.30 WIB, segala sesuatunya disiapkan sebaik mungkin. Sampai pada pukul 08.00 WIB para peserta mulai berdatangan untuk melakukan registrasi ulang, pengecekan nama dan lain-lain.

Acara dimulai pada pukul 09.00 tepat dan dibuka oleh Bapak Dr. Ir. Suhanan, DEA selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri. Pemberian materi sesi pertama dilakukan oleh Pak Tonny dari pihak Kompas. Kemudian sesi kedua diisi oleh Pak Arbain Rambey yang kemampuannya sudah diakui dalam dunia fotografi. Pengalamannya selama 28 tahun dalam dunia fotografi dan jurnalistik banyak dibagikan kepada peserta diklat kali ini. Ditambah dengan parade berbagai foto yang pernah dimuat di harian Kompas membuat atmosfer acara diklat fotografi ini semakin menarik.

Acara hari pertama berakhir pukul 17.00 WIB. Sebelum meninggalkan tempat, para peserta ditugaskan untuk melakukan photo hunting esok hari. Peserta diharuskan mengumpulkan dua foto berita dengan tema yang sudah ditetapkan.

Saatnya istirahat ^^ oTAEMINasai minna~~
bai... bai...

Japanese Event di Bulan Februari

Dalam bahasa Jepang, bulan Februari disebut dengan ni-gatsu. Pada jaman dahulu, atau tepatnya pada era Heian (794-1185) dimana kalender dengan perhitungan bulan masih digunakan, bulan ini disebut Kisaragi. Menurut penanggalan, bulan Februari adalah awal musim semi, namun kenyataannya di Jepang pada bulan ini masih terasa cukup dingin dan bahkan festival salju dan es diselenggarakan di banyak tempat. Acara yang paling populer adalah Festival Salju di Sapporo yang diadakan selama seminggu dan menampilkan seni pahat es juga patung-patung yang terbuat dari salju.

Tanggal 3 Februari disebut Setsubun atau pemisah musim. Pada tanggal ini orang Jepang biasanya melakukan ritual mamemaki atau ritual melempar kacang merah yang sudah digoreng/dipanggang ke dalam dan ke luar rumah sambil mengucapkan "Oni wa soto, Fuku wa uchi" (out with the ogre! in with good fortune!). Ritual mamemaki tersebut bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat dan mengundang keberuntungan. Selain itu, dikatakan pula bahwa jika seseorang memakan kacang merah sebanyak umurnya pada tahun tersebut maka orang tersebut akan berada dalam kondisi kesehatan yang baik selama tahun itu.

to be continued..



**source: japanese.about.com**